Desa Wisata dari Peninggalan Megalitikum

 


Desa wisata adalah menjadi salah satu destinasi yang memegang peranan penting dalam kebangkitan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Destinasi ini juga menjadi salatu usaha untuk dikembangkan sebagai pelestarian budaya dan sarana edukasi.

Desa wisata ini memiliki keunikan dan daya tarik yang khas baik secara fisik, lingkungan dan juga kehidupan sosial masyarakat. Pada praktiknya, desa wisata ini dikemas secara alami dengan pengembangan fasilitas yang mendukung wisata dalam suatu tata lingkungan yang harmonis dan terencana.

Setidaknya ada 6 desa wisata megalitikum yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, berikut ini adalah desa wisata yang bisa Anda kunjungi.

1. Desa Kamal – Jember

Desa wisata dari peninggalan Megalitikum yang pertama ada Desa Kamal yang berada di Jember, Jawa Timur. Lokasi ini berada di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Desa wisata ini menyimpan beragam jenis batu hasil dari peninggalan Megalitikum pada beberapa tempat, seperti perdawahan, rumah warga dan jalanan desa. Beberapa peninggalan di Desa kamal juga berupa batu kenong, tugu batu dan Menhir.

2. Kampung Adat beda Bajawa – Flores

Desa wisata Megalitikum kampung Adat Bena Bejara berada di Kampung Bena, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kampung adat ini masih mempertahankan konsep tata wilayah khas megalitikum, dimana terdapat rumah-rumah bangunan yang mengikuti kontur tanah.

Desa Adat beda Bajawa diperkirakan sudah ada sejak 1.200 tahun yang lalu, hal ini menjadi bukti adanya batu besar berbentuk lonjong yang disebut Watu Lewa.

3. Kampung Siallagan – Samosir

Desa wisata Megalitikum berikutnya adalah kampung Siallagan yang berada di Huta Siallagan-Pindaraya, Ambarita, Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Kampung ini menjadi salah satu lokasi dengan destinasi Super Prioritas yang diyakini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Di kampung ini, pengunjung bisa menemukan kursi dan meha dari batu yang konon diigunakan untuk menghukum para pelanggar adat.

4. Desa Bawomataluo – Nias

Desa Bawomataluo ini merupakan desa budaya yang sangat populer dengan tradisi “Lombat Batu”. Lokasi ini berada di Desa Bawomataluo di Kecamatan Fanayama, Nias Selatan, Sumatera Barat.

Desa ini juga ditetapkan sebagai desa warisan dunia UNESCO. Peninggalan zaman megalitikum ini terkenal dengan sebutan Situs Tetegewo. Dalam situs ini tersimpan batu peninggalan megalitikum berupa meja persegi, tugu, hingga meja bundar.

5. Desa Patemon – Situbondo

Lokasi Desa patemon ini berada di Kecamatan Bungatan, Situbondo, Jawa Timur. Desa ini berada sekitar 21 kilometer dari besuki, 35 kilometer dari pusat kota Situbondo dan 170 kilometer dari Surabaya.

Daya tarik Desa Patemon ini terdapat sebuah Batu Megasit atau batu berundak, dan Sarkofagus atau peti mati yang sudah ada sejak Zaman Megalitikum.

6. Kampung Praiyawang – Sumba

Desa Wisata Megalitikum terakhir adalah Kampung Praiyawang yang berada di lokasi Desa Rindi, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tengga Timur (NTT).

Anda bisa menyaksikan peninggalan dari zaman ini, pengunjung bisa merasakan kentalnya suasana adat di perkampungan Sumba. Kesan yang ditimbulkan magis di Kampung Praiyawang ini tambak dari arsitektur rumah dan barisan kuburan tua yang terdapat di sana.

Nah, itu tadi 6 desa hasil dari peninggalan sejarah Megalitikum. Apakah Anda tertarik untuk mengunjunginya?

Komentar

Postingan Populer